Tuesday, February 9, 2010

Buta, Bisu, dan Tuli -part 3-

Bismillah.. kuberanikan diri mengungkapkan maksudku untuk mengkhitbah seorang gadis kepada ayah dan bunda. Dan aku menjelaskan semuanya mengenai akhwat tersebut hingga keluarganya. Aku takut kalau kedua orang tua ku tidak mengijinkan karena akhwat tersebut buta, bisu, dan tuli. Kami semua diam sejenak, tapi diluar dugaan ku ayah memberikan ijin untuk mengkhitbah Zahira, aku tak tau alasannya mengapa ayah dan ibu mengijinkan, tak ku coba untuk bertanya jua. Mungkin ini petunjuk dari Allah atas niatanku melamar Zahira.

“Kapan nak kita datang mengkhitbah akhwat itu?” tanya ayah

“Besok Yah”

Hari ini adalah hari yang akan bersejarah dimana aku bersama keluargaku datang mengkhitbah Zahira.

Setelah kami sampai dirumah Zahira, perkenalan antar orang tua kemudian berlanjut deklarasi pengkhitbahan dari ayah ke keluarga Zahira.

Ayah Zahira menerima dan kembali mengungkapkan putrid saya Zahira adalah permata kami yang buta, tuli, dan bisu. Apakah Sidiq sekeluarga benar-benar dan sungguh-sungguh mau menerima Zahira dengan segala yang ada pada dirinya? Zahira sebelumnya sudah mengungkapkan kepada kami selaku orangtuanya bahwa dia mau menerima Sidiq yang kelak akan menjadi imamnya.

Kami menjawab, iya.

Alhamdulillah, ucap keluarga Zahira.

“Mi, tolong panggilkan Zahira” suruh ayah Zahira

“ Baik Yah”

Kemudian muncul, sesosok gadis dengan jilbab lebarnya yang cantik dan mempesona. Kuberanikan diri ini memandangnya,, deg..deg.. Subhanallah akhwat yang buta, tuli, dan bisu itu memang permata seperti yang di bilang ayahnya. insyAllah aku akan menerima segala yang ada pada dirinya, dengan mantap aku berkata di dalam hati.

Belum selesai percakapan ku di dalam hati, tersadarkan aku oleh ayah Zahira yang berkata “ Ini adalah putriku, Zahira Naura. Dia memang buta, iya buta untuk melihat hal-hal maksiat yang tidak dianjurkan oleh agama. Dia juga memang tuli, iya tuli untuk mendengar kata-kata yang kotor dan tidak bermanfaat. Dan dia juga bisu, iya bisu untuk mengucapkan hal-hal yang tidak bermanfaat, bisu untuk membicarakan orang lain.

Subhanallah.. aku kembali terhenyak.. lebih terhenyak dari kedatanganku sebelumnya. Subhanallah.. Subhanallah.. hanya kata itu yang bisa aku ucapkan dalam hati. Tanpa sadar kembali air mata ini menetes. Dan keluargaku juga tak henti-hentinya berucap Subhanallah..

Sekarang aku baru mengerti makna permata, buta, bisu dan tuli yang tersirat dari kata-kata ayah Zahira itu, iya permata yang indah dan berkilauan yang jauh dari sifat-sifat maksiat. Akhwat yang takut akan adzab Sang Khalik, yang berbakti pada ibu bapaknya, dan seabrek kebaikan-kebaikan lainnya. Lengkap sudah, ya inilah akhwat sholehah yang sesungguhnya.

Kemudian akad nikah akan berlangsung dua minggu kemudian sesuai kesepakatan antara dua keluarga.

Alhamdulillah ya Allah, ini adalah jawaban atas segala-do’a-do’a hamba. Terima kasih ya Allah, Engkau memberiku seseorang yang tidak hanya terbaik menurut hamba tapi juga terbaik menurut Engkau. J

..the end...

No comments:

Post a Comment