Friday, March 21, 2014

Jodoh Terbaikku: dia atau dia?

Assalamu'alaykum wr wb

Apa kabar temans? :)

Kalau ngomongin soal "jodoh" pasti ga akan ada habisnya. Iya kan? Ngaku aja deh :p
Sebenernya banyak banget uneg-uneg yang pengen tertuang tapi bingung mulai darimana. 

Meskipun jodoh itu udah tertulis di Lauful Mahfuz 50 ribu tahun silam *CMIIW* tapi tak ada salahnya yaa kita mengupayakan yang terbaik.

Jujur sih, aku juga belum berpengalaman dan ga kompeten tentang hal-hal seperti ini, tapi aku belajar dari orang-orang yang berpengalaman dan sedikit ilmu yang nyantol lewat ceramah dan baca-baca buku keagamaan.

Ada sebuah kisah menarik nih yang bisa diambil hikmahnya.
Ada seorang santri yang bertanya ke gurunya, gimana biar tau jodoh yang terbaik untuk kita?
Sang guru pun berkata carilah kayu yang benar-benar lurus di hutan dan bawa ke sini saat kamu telah menemukannya. Santri tersebut pun pergi ke hutan untuk mencari kayu yang bener-bener lurus, ketika dia menemukan kayu yang lurus dia selalu berkata "ah mungkin nanti di sana masih ada yang lebih lurus lagi" seperti itu seterusnya dia keluar masuk hutan yang lain. Sampai pada akhirnya dia datang ke gurunya tanpa membawa hasil apa-apa.
Kemudian sang guru berkata "yaa seperti itu mencari jodoh (pasangan) yang terbaik untuk kita, kalau kita mencari yang sempurna tak akan pernah ada dan bahkan kita tak akan mendapatkan hasil apa-apa."


Dari situ aku belajar bahwa aku ga mencari pasangan yang sempurna, tapi aku mencari pasangan yang bisa menyempurnakan kekuranganku. :) #tsah hehehe


eh..eh.. pasangan kita itu adalah cerminan diri kita lho. Kalau kita mau dapet yang baik maka kitanya juga harus baik dulu. Kalau kita mau dapet yang shaleh/a maka kitanya juga harus shaleh/a dulu. Enak aja kalau cuma mau baik, shaleh bla bla bla tapi kitanya sendiri masih kayak gini ga beraturan, ga ada perubahan. 
Terus gimana donks caranya? 
Dalam masa penantian ini yuuk fokus perbaiki diri, fokus mendekatkan diri pada-Nya, fokus mewarnai diri jadi lebih baik. Nanti kalau kita udah berwarna(khusus akhwat), warna kita juga memancarkan indahnya sendiri kok, ga usah jadi orang lain cukup jadi diri kita sendiri apa adanya bukan ada apanya.

Inget juga firman Allah di Q.S. An Nur : 26
"Wanita-wanita yang keji untuk laki-laki yang keji dan laki-laki yang keji untuk wanita-wanita yang keji (pula), sedangkan wanita-wanita yang baik untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik untuk wanita-wanita yang baik."

Tuh jangan khawatir terhadap sesuatu yang masih belum jelas di depan mata. Jangan sedih. Allah sudah menjanjikan bahwa yang baik itu untuk yang baik. Tinggal kita berikhtiar dan kemudian tawakkal.
Benar sekali kalau jodoh itu misteri dan ghaib. Kita ga boleh sombong tentang hal ini, harus ikhlas dan pasrah ke Gusti Allah. Minta petunjuk ke Allah terus, biar diberi yang baik dan terbaik untuk dunia dan akhirat. Terus mintanya juga ga boleh ngedikte.

Jangan lupa juga luruskan niat, kita itu menikah untuk apa? cek lagi niat dan tujuannya karena Allah atau karena nafsu?


"Jangan menikah karena jatuh cinta  tapi menikahlah karena dengannya surga menjadi dekat.
 -Asma Nadia.


oh iya, inget kisah cinta Fatimah dan Ali? Intinya seperti kata ust. Salim A Fillah, "Cinta tak pernah meminta untuk menanti. Ia mengambil kesempatan atau mempersilakan. Ia adalah keberanian atau pengorbanan." 

Terus jodoh terbaikku siapa? dia atau dia atau kamu yang sedang baca tulisan aku ini?
hehehe mulai ngaco ini, maaf. :D
Laki-laki yang baik dan shaleh akan datang kepadamu dengan segala kerendahan hati, memintakan maaf, menawarkan kepadamu hubungan yang halal dan terhormat. Ia datang untuk meminang dan menikahimu. 
Gimana aku bisa klik yaa nantinya sama seseorang itu?
Ruh-ruh itu ibarat prajurit-prajurit yang dibariskan. Yang saling mengenal diantara mereka pasti akan saling melembut dan menyatu. Yang tidak saling mengenal diantara mereka pasti akan saling berbeda dan berpisah. -HR. Bukhari dan Muslim.
Nah, mungkin seperti itulah. Kalau kata teman-temanku yang udah menikah "sulit dideskripsikan, klik aja. nanti juga merasakan."

Yang penting ga usah galau, gelisah, gundah gulana. Isi waktu-waktu yang berharga kita untuk hal-hal yang bermanfaat. Aku percaya bahwa Allah telah menyiapkan seseorang yang tepat di waktu yang tepat untukku. aamiin


*Tulisan ini asli buat ngomelin yang nulis ini sendiri, ga ada maksud lain-lain.

Wednesday, March 12, 2014

chit chat

Teringat diskusi bersama seorang sahabatku kala itu. Kita kalau udah diskusi, cerita, curhat dan ngebahas sesuatu hal pasti jadinya panjang lebar, entah itu via dunia maya atau nyata. Dan satu kalimat yang sampai saat ini masih ngena "kalau ga ada lika-likunya, ga akan ada yang bisa dikenang nantinya."

Bener juga yaa.. Lika-liku itu justru yang harus dilewati dan juga dinikmati. Jangan ngeluh! 

Aku selalu mikir ini mikir itu, logika yang maju terus. Kata temen "ah kun, kamu jangan kebanyakan mikir, coba raba hatimu dulu." 
Kalau aku bertanya ke hatiku sekali lagi maka akan terjadi kegalauan dahsyat. Akan terjadi pergulatan sengit antara logika dan nurani kembali, and you know.... i hate it.
Kalau sudah seperti itu biasanya aku akan membiarkannya mengalir begitu saja dan menunggu ke mana dia bermuara. Tapi, apakah untuk yang satu ini aku akan tetap membiarkannya seperti itu kembali (?)

Tuesday, March 4, 2014

PrendzPoreper

Aku kalau kangen sama PP, bawaannya pengen ngedit poto2 PP. Mungkin itu salah satu cara meredam kerinduanku pada saudari-saudariku ini. :)

Formasi PP minus 1
Tidak semua teman itu bisa jadi sahabat. Sahabat adalah keluarga yang kau pilih sendiri. Dan kalian adalah keluargaku :')

"Teman yang shalih itu teman yang kata-katanya memberi manfaat. Teman yang ucapannya membawa hikmah, memberi kesejukan, membuka kesadaran, menguatkan iman, mempertajam pikiran dan melembutkan hati."

ana uhibbukum fillah :*

From Blogwalking......

From this moment, life has begun...

eh sorry, i mean..... from blogwalking, i found some articles that inspiring me... yeeaaah... :)

Bahwa menulis itu adalah pekerjaan seumur hidup yang nantinya akan dimintai pertanggung jawabannya juga.
Apa yang kita tulis itu akan membawa manfaat dan mengalirkan kebaikan ga sih?
Apa yang kita tulis setidaknya bukan sekedar yang kita tulis tapi kita juga mengaplikasikannya.

Semoga saya ga asal dan sembarangan dalam menulis (lagi). Tapi masih suka khilaf nulis yang melow galau-galau gimana gitu. Menulis seperti itu kan salah satu cara saya menyalurkan unek-unek yang ada di benak dari pada numpuk dan menuh-menuhin RAM otak. Yang penting kan ga menyesatkan orang lain hehehe.