Thursday, January 1, 2009

PINTU HATI TERTUTUP? KNAPA YA?

Singkali kita mendengar suatu kebenaran, tapi knapa ya berat banged mau ngejalaninnya? Padahal jelas-jelas kita paham aturannya. Atau mengkin kita telah menyampaikan kebenaran itu pada orang lain. Gimana mereka bias berubah sementara kita masih saja konstan sama seperti dulu kala alias masih melanggarnya. Apa sich penyebabnya? Simak ya

  1. Temen bergaul

Tauuu kan, kalo temen adalah orang yang paling berpengaruh pada kita? Masalahnya, kita tau ga’ temen kita itu temen yang sejati apa ga’. Umpanya kita pernah dapet kajian tentang sesuatu, eh, tapi temen ga’ ngedukung atau ga’ ikut kajian itu jadi ga’ tau. Apalagi kalau temen se-gank. Kemana-mana selalu sama-sama,pokoknya sehatilah dalam sgla hal. Wah, ampun dech kalau temen kita susah gini. Makanya carilah temen yang bias ngajak kita kea rah kebaikan, biar cocok sama hadits Rasulullah SAW bahwa keimanan seseorang bias dinilai dari temen-temen deketnya

2. Media cetak

Biasanya kawula muda suka membaca Koran, tabloid atau majalah yang selalu ada berita yang actual dan menarik dengan gaya bahasa yang aduhai, bahkan ada yang rela mengoleksinya bertumpuk-tumpuk sampai puas melalap berita didalamnya. Padahal media cetak yang banayk digandrungi adalah yang menyuguhkan budaya-budaya yang notabene menyimpang dari ajaran Islam. Ini adalah salah satu penghambat saat kita ingin lebih baik dangan akhlak manis. Solanya, kita sering teringat dan ingin membacanya lagi. Nah, gimana dong? Solusinya, coba deh baca tabloid atau majalah yang ada bau-bau Islamnya yang biasa untuk muslim. Dijamin isinya juga ga’ kalah menarik kok

3. Film, sinetron, dan music

Ini merupakan kendala yang berat juga, karene kita telah terbiasa dengan kesenangan dan kebahagiaan semu yang disodorkan. Bahkan ada yang kecenderungan sampai berjam-jam nonton TV atau dengerin radio cuma untuk mencari kesenangan. Sedangkan menyaksikan kemunkaran dan keburukan itu bertentangan sama perintah Allah. Jadi, tinggalkanlah meski sulit, biar Allah mau ngasi hidayah. Gimana mau memberi hidayah kalau kita malah mencoba menutupnya

4. Hawa nafsu dan syaithon

Kedua hal itu juga merupakan rintangan yang besar dan batu sandungan pada orang yang mau berubah menjadi lebih baik. Banyak yang merasa kesulitan mengalahkan ‘si nafsu ini’. Ironisnya, kita lengah bahwa nafsu tidak ingin dan tidak cinta kebaikan. Jadi,, tahanlah dengan menundukkannya pada kebenaran dan tidak merealisasikan semua yang diinginkan. Missal, mau nyontek, walau pengawas ga’ ngliat kita tapi Yang Maha Mengawasi tetap akan melihat kita, jadi jangan pernah melakukan hal-hal buruk karena Allah tidak tidur

5. Keluarga dan lingkungan

Mungkin ini adalah kendala terpenting yang menghalangi hidayah Allah. Banyak yang ingin mengubah keadaan dirinya, membebaskan diri dari kenyataan yang ada di sekelilingnya, tapi rintangan dari keluarga dan lingkungan selalu menghadang. Cara mengatasinya adalah dengan benar-benar berusaha taat, InsyAllah kita mampu menghadapi semua rintangan dan jangan lupa bersabarlah menghadapinya. Seperti dalam Q.S. Luqman:17 “dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah.)

6. Kekayaan

Harta dan sarana yang ada ialah penghalang yang terselubung. Coba deh liat gimana bahayanya harta, betapa harta banyak menyesatkan manusia, menghancurkan terdahulu dan menghalangi orang berakal dari jalan kebenaran. That’s not imposible to handle this problem, kalau kita tau Allah selalu de dekat kita yang mengharuskan kita jujur pada-Nya dan mengikhlaskan niat kita hanya untuk-Nya

7. Dosa dan pengaruh maksiat

Kemaksiatan itu bisa membutakan hati lho, yang menyebabkan manusia tidak bisa sampai pada jalannya yang benar. Missal, ada seseorang yang menasehati temannya, ia merasa heran karena meski kebenaran sudah dijelasin, tapi tidak mau mendengar, menerima, dan melakukannya. Sebabnya tak lain adalah karena dosa-dosa orang yang dinasehati tadi. Makanya buruan taubat deh biar Allah tidak membutakan hati ini dan kita tidak bangga atau meremehkan dosa lagi, betapapun kecilnya dosa itu. Ada pernyataan yang patut jadi tauladan dari Bilal bin Sa’ad “jangan kamu lihat kecilnya dosa, tapi lihat kepada siapa kamu berdosa.” Biar kita ga’ seenaknya saja berbuat

8. Kebodohan dan ga’ punya ilmu

Hal ini merupakan salah satu sebab juga mengapa hati bias tertutup, karena ilmu adalah cahaya, kebodohan adalah kegelapan dan kekacauan. Kalau kita semakin menjauh dari ilmu, semakin jauh pula kita dari petunjuk dan cahaya. Apalagi kebodohan mudah jadi mangsa dan menjerumuskan kita ke jalan sesat karena kita ga’ tau apa-apa. Jadi, cepet ajah nyari ilmu yang banyak biar kita tau hokum-hukum Allah dan kita bias terjaga dari kesalahan dan kegelapan

9. Seneng tidur

Eh.. ada kajian, harus sholat, ada buku yang harus dibaca, ada PR, belum baca Qur’an.. aduh gimana nih ketiduran! Sering kita ga’ sadar kalu itu bias mengacaukan rencana dan kegiatan yang udah tertata rapi. Tapi gimana lagi, mata ga’ mau diajak kompromi?! Jurus ampunya adalah tekad yang kuat dan kebiasaan mengalahkan kebiasaan tidur serta usaha-usaha kecil sehingga kita ga’ mudah cepet tidur disaat-saat penting. Mudah-mudahan Allah mendengar niat baik kita dan membantu kita mendapatkan kebaikan yang banyak.

10. Pacaran dan lawan jenis

Ini mah hal yang biasa. Kita sering takut mengikuti kebenaran karena takut kehilangan orang yang kita sayangi. Tak diaragukan lagi, kebebasanlah yang diinginkan anak muda model begini, jadi sangat sulit buat kita untuk bias mentaati ajaran agama yang benar. Sadar dech!! Pacar ga’ bermanfaat sama sekali dihadapan Allah dan justru membawa orang yang berpacaran ke lubang dosa. Saudaraku, korbankanlah duniamu untuk mendapatkan keuntungan di akhirat. Maukah kita mengorbankan keridhaan Allah hanya untuk mendapatkan kekasih yang tidak ada manfaat juga tidak bisa menghilangkan bahaya? Marilah kita sama-sama mencari keridhaan dari Dzat Yang Maha Segalanya.

Percaya deh bahwa Allah akan selalu menerima taubat kita yang sungguh-sungguh. Paksalah diri kita untuk bermuhasabah (instropeksi diri), benarkah kita telah menutup pintu hidayah dengan sengaja? Jawabannya ada pada diri kita masing-masing. Kalau ingin segera jadi lebih baik dna takkan menyesal di kemudian hari, ubahlah diri kita.

Semoga Allah SWT masih berkenen menunjukkan hidayah-Nya pada kita.

Aamiin…

Wallahu a’lam bishowab

No comments:

Post a Comment